Sunday, January 11, 2009
Mengenal Ragam UPS (Uninteruptible Power Supply)
Uninteruptible Power Supply atau yang lebih dikenal dengan sebutan UPS, bagi sebagian orang, istilah ini mungkin terdengar akrab. Akan tetapi seringkali orang hanya mengenal dua jenis UPS yang memang paling mudah ditemui di pasaran. Kedua jenis tersebut adalah UPS jenis standby dan UPS jenis online. Pada kenyataannya, UPS masih memiliki beberapa jenis lainnya dengan keunggulan dan kekurangannya masing-masing.
American Power Conversion (APC), pemimpin global dalam layanan critical power dan cooling services yang juga terkenal dengan produk-produk UPSnya, memberikan informasi dan tips mengenai ragam UPS agar para pengguna dapat lebih mengenal dan memilih UPS yang sesuai dengan kebutuhannya.
Standby
UPS tipe Standby merupakan tipe yang biasa digunakan oleh para pengguna rumahan untuk disandingkan dengan PC mereka. Transfer Switch telah diatur untuk mengambil input AC (searah) sebagai sumber daya utama, sedangkan sumber daya cadangan diambil dari baterai atau Inverter (pada saat sumber daya utama padam). UPS dengan tipe seperti ini mampu melakukan filtrasi terhadap gangguan daya dan pengelolaan arus, di samping juga keuntungan bagi pengguna dari sisi rancangan yang efisien, ukurannya yang kecil serta biaya yang harus dikeluarkan terbilang murah.
Line Interactive
UPS tipe ini adalah yang paling sering digunakan pada unit small business, pengembang web, dan sejumlah server yang berada di departemen pemerintahan. Hal ini dikarenakan selain memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi, tipe ini juga memiliki kemampuan menyesuaikan voltase yang cukup baik. Bagian Inverter (pengubah daya dari batere ke AC) selalu terhubung ke output sistem UPS. Dalam keadaan normal, Inverter akan melakukan pengisian batere. Sedangkan dalam keadaan listrik padam, Transfer Switch akan menutup dan mengalirkan daya dari batere ke output UPS. Posisi Inverter yang selalu terhubung ke output memberi tambahan penyaring daya. Hal inilah yang membuat UPS dengan tipe ini banyak digunakan untuk server dan kondisi listrik yang tidak terlalu baik.
Double Conversion Online
Tipe ini merupakan yang paling lazim untuk UPS dengan daya lebih dari 10kVA. Tipe ini memiliki kesamaan dengan tipe Standby. Hanya saja tipe ini memiliki sumber tenaga utama yang terletak pada Inverter, bukan pada sumber listrik AC. Pada tipe ini, terputusnya pasokan listrik utama tidak akan memicu sakelar transfer karena arus listrik AC yang masuk pada bagian input tengah melakukan pengisian pada batere yang memberikan tenaga pada Inverter yang terletak pada bagian output. Oleh karena itu, ketika arus listrik AC terputus, arus tenaga akan segera dialihkan tanpa mengambil jeda saat pengalihan terjadi. UPS tipe ini memperlihatkan kinerja di atas rata-rata. Dapat dikatakan tipe ini mendekati gambaran ideal dari sebuah UPS, sayangnya tipe ini menghasilkan panas yang cukup tinggi.
Delta Conversion Online
Diagram UPS ini merupakan bentuk teknologi Konversi Ganda (Double Conversion) yang terah diperbaharui dan tersedia dengan daya 5kVA hingga 1.6MW. Memiliki kemiripan dengan tipe Double Conversion, tipe ini menggunakan Inverter untuk selalu memasok voltase. Saat pasokan tenaga terputus, tipe ini melakukan hal yang sama dengan tipe Double Conversion.
Misalkan saja sebuah paket harus diantarkan dari lantai 4 ke lantai 5. Teknologi Delta Conversion menghemat energi dengan cara mengantarkan paket tersebut menurut perbedaan pada titik awal dan titik akhir saja. Delta Conversion memiliki dua fungsi, yang pertama adalah untuk mengendalikan karakteristik power input. Sedangkan fungsi yang kedua adalah untuk mengendalikan arus pada input untuk mengarahkan proses pengisian pada sistem baterai. Hal yang perlu diingat adalah tipe ini meminimalisir energi yang terbuang. Selain itu, ia memiliki kompatibilitas tinggi terhadap beragam jenis generator serta mengurangi kebutuhan akan penggunaan kabel.
Pada akhirnya, semua jenis UPS yang telah disebutkan di atas memiliki tujuannya masing-masing dan tidak ada satu jenis pun yang dapat menjadi tipe yang paling 'ideal'. Kita harus dapat mengenal betul kebutuhan dan lingkungan tempat UPS akan diletakkan sebelum menentukan jenis apa yang akan digunakan.
Mengacu pada kategorisasi yang dibahas sebelumnya, tabel berikut akan mempermudah dalam melihat tipe manakah yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Tipe UPS: Standby
Keunggulan: Biaya rendah; efisiensi tinggi; desain kompak
Kekurangan: Baterai tetap terpakai saat listrik padam; tidak cocok untuk pemakaian di atas 2kVA
Keterangan: Paling cocok untuk pengguna personal
Tipe UPS: Line Interactive
Keunggulan: Reliabilitas tinggi; efisiensi tinggi; penyesuaian voltase baik
Kekurangan: Tidak cocok untuk pemakaian di atas 5kVA
Keterangan: Tipe UPS yang paling sering digunakan dalam kondisi listrik yang tidak menentu
Tipe UPS: Double Conversion On-Line
Keunggulan: Penyesuaian voltase yang sangat baik; mudah untuk disambungkan secara paralel
Kekurangan: Efisiensi rendah; harganya mahal untuk tipe dengan daya di bawah 5kVA
Keterangan: Mendekati gambaran ideal UPS, tapi menghasilkan panas yang cukup tinggi.
Tipe UPS: Delta Conversion On-line
Keunggulan: Penyesuaian voltase yang sangat baik; efisiensi tinggi
Kekurangan: Tidak cocok untuk penggunaan di bawah 5kVA
Keterangan: Efisiensi tinggi memperpanjang daur hidup perangkat saat digunakan pada sistem yang besar
Saturday, January 10, 2009
Rapid Prototyping pada sistem DSP dengan Arsitektur TMS320C54x
Akhir-akhir ini kita mengamati perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat, perkembangan ini didukung oleh perkembangan teknologi pengolahan sinyal yang meliputi error correction, enkripsi, kompresi audio dan video, dan banyak lainnya, yang hanya bisa diproses secara digital. Prosesor pengolah sinyal digital (DSP Processor) memiliki peran yang penting, karena umumnya memiliki kinerja yang tinggi sehingga dapat memproses sinyal secara real-time, hemat energi, dan murah. Prosesor DSP ini pun terus berkembang sangat cepat seiring dengan perkembangan semikonduktor sehingga mampu memproses algoritma yang lebih rumit.
Akan tetapi, perkembangan yang cepat ini tidak diimbangi oleh perkembangan perangkat lunak yang bekerja pada prosesor DSP, karena umumnya algoritma yang berjalan pada prosesor DSP ini cukup rumit. Perkembangan perangkat lunak cenderung mengikuti deret ukur, sedangkan perkembangan perangkat keras cenderung mengikuti deret hitung. Oleh karena itu kita perlu memiliki strategi dalam memanfaatkan teknologi dan perkembangan mutakhir untuk mempercepat proses pengembangan sehingga produk kita dapat segera memasuki pasar.
Texas Instruments sebagai salah satu produsen prosesor DSP tampaknya menyadari hal ini, dan mengembangkan perangkat pengembangan untuk mempercepat proses pengembangan piranti lunak pada prosesor DSP sehingga produk dapat segera dapat diselesaikan. Kita dapat memanfaatkan perangkat pengembangan yang terintegrasi yang dikenal dengan Code Composer Studio, yang membantu dalam proses penulisan program dan debugging. TI juga menyediakan DSP/BIOS sistem operasi modular yang berjalan pada platform prosesor DSP C54x. DSP/BIOS ini sangat membantu dalam konfigurasi interrupt, pengaturan memori dan penjadwalan dengan tampilan yang interaktif. Dan satu lagi alat pengembangan yang dikenal dengan Chip Support Library, yang sangat memudahkan dalam proses konfigurasi on-chip peripheral prosesor DSP yang biasanya memakan waktu lama dan melelahkan.
Selain itu, Texas Instruments juga menyediakan berbagai perangkat keras pengembangan yang terintegrasi dengan Code Composer Studio sehingga memudahkan untuk pengembangan awal sistem bahkan bagi pemula. Apabila kita sudah cukup percaya diri dengan sistem awal kita dan ingin mengembangkan perangkat keras kita sendiri, kita akan sangat terbantu dengan fitur JTAG Boundary Scan yang dimiliki oleh prosesor DSP. Kapabilitas ini memungkinkan kita untuk memeriksa isi register dan memori prosesor DSP pada perangkat keras kita, sehingga mengurangi ketidakpastian dalam pengembangan perangkat keras.
Akan tetapi pengembangan sistem DSP juga melibatkan algoritma pengolahan sinyal yang rumit, seperti kompresi suara, video codec, enkripsi dan lain sebagainya yang umumnya melibatkan orang-orang dengan kualitas khusus sehingga menjadi penghalang yang cukup besar dalam pengembangan sistem DSP. Akan tetapi kita menyaksikan perkembangan komunitas open source yang sangat pesat, kita dapat memanfaatkan program-program open source ini sebagai basis dalam pengembangan sistem kita.